EPIC ENGINEERING
Dalam sebuah perkembangan
zaman teknologi sudah mulai berkembang dari zaman purba. Bagaimana tidak? Kita
tau bagaimana mengetahui metode-metode yang digunakan sekarang ini adalah
pemikiran orang-orang purba. Dalam hal yang spesifik tidak ada yang dimulai dari
yang sederhana. Bagaimana Isac Newton mengetahui gaya gravitasi bumi kalau
bukan adanya apel jatuh dari pohonnya. Memang hidup ini simpel, tapi bagaimana
membuat sesimpel itu? Adanya perbedaan pemikiran orang yang menjadi sebabnya.
Jika aku memikirkan hal yang sangat rumit itu mudah, maka melewati samudera
bukan lha yang mustahil dan sebaliknya jika aku memikirkan semuannya begitu
komplek, yang akan terjadi bukan berarti kita bisa tersesat dalam rumah
sendiri.
Teknologi yang berkembang untuk sekarang ini adalah pemikiran orang-orang pemimpi. Jadi apakah kita harus juga bermimpi? Eemmm, bisa juga iya dan bisa juga tidak, tergantung persepsi kalian masing-masing. Selalu diingat yaitu dari yang kecil menjadi besar. Apa contohnya? Sebuah aplikasi yang dicipkatakan Nadiem Makarim yang sekarang bernilai triliunan. Wow sungguh fantastis, padahal hanya bermodal aplkasi agar memudahkan orang-orang berpergian ataupun memesan makanan. Terus bagaimana kita memulainya? Apakah kita harus bermimpi dulu atau kita harus mengundurkan diri dari tempat belajar kita seperti yang dilakukan Mark Zuckerberg. Itu terserah kalian, bagaimana bisa seorang Atta Halilintar menjadi kaya padahal usianya muda? Ada banyak pandangan jika menilai orang, kadang baik dan kadang pula buruk tapi untuk di Indonesia kebanyakan buruknya..wkwk. Itulah penyebabnya bagaimana kalian-kalian tidak bisa berfikir secara rasional. Banyak referensi jika anda melihat kemajaun tekonolgi yang saat ini berkembang pesat dengan garda terdepan seorang Elon Musk. Loh bagaimana kok bisa seorang Elon Musk? Dengan pertanyaan simpel berapa persen fungsi otak yang kalian pakai akan kalah sama pemakaian otak Elon Musk.
Di Indonesia sendiri
teknologi adalah barang yang sangat langka bahkan melebihi susah mencari
daripada uranium. Terus bagaimana teknologi sekarang ini? Tergantung pandangan
kalian masing-masing. Teknologi dibuat untuk kepentingan umat manusia yang haus
akan sebuah peradaban. Tapi beda di Indonesia, tak semua inovasi teknologi bisa
terbuat, baru berfikir aja udah banyak yang nyinyir. Tapi sih overall teknologi
menurut aku yaa sangat membantu kehidupan manusia. Memang teknologi dirancang
untuk memenuhi nafsu manusia. Seperti yang saya bilang tadi, terserah pandangan
kalian melnilai tentang teknologi. Tergantung kebutuhan saja. Anda akan merasa
puas jika keinginginan kalian dan kebutuhan kalian terpenuhi. Nah jika dua
aspek itu ada yang salah dikit pasti kalian akan merasa teknologi ini sangat
tidak membantu. Terus apa yang harus kita salahkan? Yang membuat teknologi atau
siapa. Yang pastinya yang memakailah. Justru kita harus mengapresiasi pembuat
teknologi yang berusaha mempermudah manusia dalam menghadapi kesulitan.
Bagaimana kita melihatnya bagaimana kita merasakannya dan bagaimana kita
memperlakukannya adalah dasar bahwa teknologi itu berpengaruh besar positif
ataupun negative. Akhir kata dunia perlu yang dinamakan sengketa, sengketa
antara sang sanguinis dan sang melankolis. Polemik antara orang yang baik
melawan orang yang baik.
Oleh : Muhammad Farid Salafudin Firdaus
Comments
Post a Comment