Berbagai Pendapat Pro dan Kontra Teori Evolusi


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Sejarah peradaban dimaulai dengan penciptaan Adam dan Hawa. Akan tetapi menurut ilmuan sains ditemukan bahwa nenek moyang makhluk hidup sudah ada lama sekali dan dapat dikenal dengan Evolusi. Banyak berkembang spekulasi-spekulasi dengan makhluk hidup paling awal, akan tetapi ilmuan meneliti dengan ilmu pengetahuan dan teknologu yang semakin tumbuh berkembang membuat semuanya menjadi mudah. Tetapi dari situlah persoalan terjadi, ada yang pro akan evolusi dan ada yang kontra akan evolusi. Akan tetapi dengan melatarbelakangi setiap fakta-fakta yang terjadi maka semuanya bisa di asumsikan. Oleh karena itu dalam makalah ini saya akan membahas Teori Evolusi dengan pandangan pro dan pandangan kontra.
B.     Rumusan Masalah
1.      Definisi Teori Evolusi dan sejarahnya ?
2.      Argumentasi pihak yang menolak teori evolusi dan dalil-dalil yang dipakai ?
3.      Argumentasi pihak yang menerima teori evolusi dan dalilnya ?
4.      Pendapat pribadi tentang perdebatan teori tersebut dan kaitannya dengan tauhid ?


BAB II
ISI
A.    Definisi Teori Evolusi dan Sejarahnya
Evolusi menyiratkan perubahan dalam satu atau lebih karakteristik dalam populasi organisme selama periode waktu. Konsep evolusi adalah seuatu yang kuno dari tulisan-tulisan Yunani, di mana filsuf berspekulasi bahwa semua makhluk hidup terkait satu sama lain, meskipun dari jarak jauh. Filsuf Yunani Aristoteles dianggap “tangga hidup” di mana organisme sederhana secara bertahap berubah ke bentuk yang lebih rumit. Penentang konsep ini dipimpin oleh beberapa teolog yang menunjuk ke catatan Alkitab tentang penciptaan sebagaimana diatur dalam Kitab Kejadian. Salah satu uskup, James Ussher, menghitung bahwa penciptaan terjadi pada tanggal 26 Oktober 4004 SM, pukul 9 pagi. Penentang argumentasi kreasionis didorong oleh ahli geologi yang mendalilkan bahwa bumi jauh lebih tua dari 4.004 tahun. Pada 1785, James Hutton mendalilkan bahwa bumi dibentuk oleh perkembangan kuno peristiwa alam, termasuk erosi, gangguan, dan pengangkatan. Pada awal 1800-an, Georges Cuvier menyatakan bahwa bumi berusia 6.000 tahun, berdasarkan perhitungan. Pada tahun 1830, Charles Lyell menerbitkan bukti mendorong umur bumi mundur beberapa juta tahun. Di tengah kontroversi atas geologi dan umur bumi, zoologi Perancis Jean Baptiste Lamarck de menyarankan teori evolusi didasarkan pada perkembangan sifat baru dalam menanggapi perubahan lingkungan. Misalnya, leher jerapah membentang karena meraih makanan. Teori Lamarck “digunakan atau tidak digunakannya” mendapat tempat di hati, dan konsep “karakteristik yang diperoleh” diterima sampai saat Charles Darwin, bertahun-tahun kemudian.
Charles Darwin adalah anak dari seorang dokter Inggris. Sebagai seorang naturalis pada shipH.M.S. Beagle, Darwin melakukan perjalanan ke daerah-daerah terpencil di Amerika Selatan. Pengamatannya perjalanan ini mendorongnya untuk mengembangkan teorinya sendiri tentang evolusi. Darwin sangat tertarik pada burung pipit dan kura-kura dari Kepulauan Galapagos. Dia merenungkan bagaimana spesies binatang yang berbeda bisa dikembangkan pada set terpencil pulau 200 km sebelah barat dari Ekuador. Pada tahun 1858, naturalis Inggris lain, Alfred Russel Wallace, mengembangkan konsep evolusi yang mirip dengan Darwin. Wallace menulis sebuah makalah tentang subjek dan berkorespondensi dengan Darwin. Kedua pria memutuskan untuk secara bersamaan menyajikan makalah tentang evolusi untuk komunitas ilmiah London pada tahun 1858. Tahun berikutnya, 1859, Darwin menerbitkan bukunya yang terkenal, On the Origin of Species by Means of Natural Selection, atau Pelestarian Perlakuan ras dalam Perjuangan untuk Hidup. Buku ini telah menjadi dikenal hanya sebagai The Origin of Species. Dalam bukunya The Origin of Species, Darwin menyajikan bukti secara sadar untuk dengan memodifikasi keturunan teori, yang telah turun kepada kita sebagai teori evolusi, meskipun Darwin menghindari istilah “evolusi.” Pada dasarnya, Darwin menyatakan bahwa variasi acak berlangsung dalam makhluk hidup dan bahwa beberapa agen eksternal di lingkungan memilih orang-orang lebih mampu bertahan hidup. Metode memilih individu dikenal sebagai seleksi alam. Individu-individu yang dipilih menyampaikan ciri-ciri mereka kepada keturunannya, dan penduduk terus berkembang. Dua poin penting yang mendasari seleksi alam. Pertama, variasi genetik yang terjadi dalam makhluk hidup adalah variasi acak. Kedua, variasi genetik kecil dan menyebabkan sedikit efek relatif terhadap populasi tertentu. Seiring waktu, variasi genetik kecil mengarah pada pengembangan bertahap spesies daripada perkembangan mendadak spesies. Dia menganggap bahwa di antara sifat-sifat yang diwariskan, beberapa ciri yang lebih baik daripada yang lain. Jika sifat yang diturunkan memberikan keuntungan lebih dari yang lain, itu akan memberikan keuntungan reproduksi bagi pembawa sifat tersebut. Sebagai konsep utama teori evolusi Darwin, seleksi alam menyiratkan bahwa bertahan hidup paling cocok dan menyebarkan sifat mereka melalui suatu populasi.

B.     Argumen Pihak Yang Menolak Teori Evolusi dan Dalil-dalilnya
Dari kebebasan berpikir berlandas kekufuran muncullah teori evolusi.1 Hak-hak Allah l dan rasul- rasul-Nya, bahkan seluruh manusia dilecehkan oleh teori ini. Berita Allah l dan Rasul-Nya n tentang penciptaan Adam dan Hawa pun ditolak. Anehnya, teori ini tetap bertahan dan tersebar di tengah kaum muslimin melalui kurikulum-kurikulum pendidikan. Sabda Rasulullah berikut perlu kita renungkan sebagai timbangan syariat yang memutuskan kebatilan teori ini.
عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ z عَنِ النَّبِيِّ n قَالَ: خَلَقَ اللهُ آدَمَ وَطُولُهُ سِتُّوْنَ ذِرَاعًا ثُمَّ قَالَ: اذْهَبْ فَسَلِّمْ عَلَى أُولَئِكَ مِنَ الـْمَلاَئِكَةِ فَاسْتَمِعْ مَا يُحَيُّوْنَكَ تَحِيَّتَكَ وَتَحِيَّةَ ذُرِّيَّتكَ. فَقَالَ: السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ. فَقَالُوْا: السَّلاَمُ عَلَيْكَ وَرَحْمَةُ اللهِ. فَزَادُوهُ وَرَحْمَةُ اللهِ، فَكُلُّ مَنْ يَدْخُلُ الْـجَنَّةَ عَلَى صُورَةِ آدَمَ، فَلَمْ يَزَلِ الْـخَلْقُ يَنْقُصُ حَتَّى الْآنَ
Dari Abu Hurairah z, dari Nabi n, beliau bersabda: “Allah menciptakan Adam dan tingginya 60 dzira’ (hasta). Kemudian Allah berfirman kepada Adam: ‘Pergilah, ucapkan salam kepada mereka para malaikat. Lalu dengarlah salam mereka kepadamu, sebagai salammu dan salam keturunanmu!’  Maka Adam berkata: ‘Assalamu’alaikum.’ Malaikat-malaikat Allah menjawab: ‘Assalaamu’alaika warahmatullah’ –mereka menambahnya dengan ‘warahmatullah’. Maka semua orang yang masuk jannah (tinggi badannya) seperti Adam. Dan manusia terus menerus berkurang (ketinggiannya) hingga saat ini.”
Dalam hadits lain Rasulullah n bersabda:
إِنَّ أَوَّلَ زُمْرَةٍ يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ عَلَى صُوْرَةِ الْقَمَرِ لَيْلَةَ الْبَدْرِ، وَالَّذِيْنَ يَلُوْنَهُمْ عَلَى أَشَدِّ كَوْكَبٍ دُرِّيٍّ فِي السَّمَاءِ إِضَاءَةً، لاَ يَبُوْلُونَ وَلاَ يَتَغَوَّطُونَ وَلاَ يَتْفُلُوْنَ وَلاَ يَمْتَخِطُونَ، أَمْشَاطُهُمُ الذَّهَبُ وَرَشْحُهُمُ الْمِسْكُ وَمَجَامِرُهُم الْأَلُوَّةُ وَأَزْوَاجُهُمْ الْحُوْرُ الْعِينُ عَلَى خَلْقِ رَجُلٍ وَاحِدٍ عَلىَ صُورَةِ أَبِيهِ آدَمَ سِتُّونَ ذِرَاعًا فِي السَّماءِ
“Sesungguhnya rombongan pertama yang masuk jannah seperti bulan di malam purnama, dan rombongan berikutnya bercahaya seperti bintang-bintang yang sangat gemerlap laksana mutiara di langit. Mereka tidak kencing, tidak buang air besar, tidak meludah, tidak pula membuang ingus. Sisir-sisir mereka dari emas, keringat mereka misik, dan pengasapan mereka adalah al-aluwwah (kayu gaharu). Istri-istri mereka adalah Al-Hurul ‘Iin (bidadari-bidadari bermata jeli), dengan perawakan yang serupa sama dengan bapak mereka Adam, setinggi 60 hasta”.
Ayat-ayat Al-Qur`an tentang Kesempurnaan Penciptaan Adam di samping hadits Abu Hurairah z di atas, ayat-ayat Al-Qur`an telah menerangkan kesempurnaan penciptaan Adam dan keturunannya. Allah l berfirman:
“Sungguh Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.” (At-Tin: 4)
Asy-Syaikh Abdurrahman Nashir As-Sa’di t berkata tentang ayat ini: “Maksudnya, Allah   telah ciptakan manusia dengan penciptaan yang sempurna. Serasi susunan anggota badannya, memiliki tubuh tegak, tidak terluput sedikitpun dari apa yang dibutuhkan, baik perkara lahir atau batin.” (Taisir Al-Karimir Rahman, 7/648)
Dari Ayat-ayat Al-Qur`an dan hadits-hadits Rasulullah tentang Adam baik berkaitan dengan proses penciptaan, bentuk fisik atau waktu penciptaannya, dapat dipahami bahwa Allah menciptakan Adam dengan sempurna. Allah juga memuliakan beliau dengan berbagai kemuliaan.
Allah ciptakan Adam dengan kedua tangan-Nya, sebagaimana ditunjukkan dalam firman Allah :
“Allah berfirman: ‘Hai Iblis, apa yang menghalangimu sujud kepada (Adam) yang Aku ciptakan dengan kedua tangan-Ku? Apakah kamu menyombongkan diri ataukah kamu (merasa) termasuk orang-orang yang (lebih) tinggi?’.” (Shad: 75)
Hadits Abu Hurairah  dan ayat-ayat di atas menunjukkan kemuliaan Adam  yang wajib kita yakini. Demikian kewajiban seorang mukmin ketika mendengar ayat-ayat Allah  dan hadits-hadits Rasulullah . Tetapi kemuliaan Adam  telah dilecehkan dengan kelancangan manusia yang tidak beriman kepada Allah  dan Rasul-Nya . Bukan hanya Adam , bahkan seluruh nabi dan Bani Adam dilecehkan oleh teori evolusi yang dicetuskan pemikirnya, seorang kafir, Charles Darwin, dalam tulisannya On The Origin of Species by Means of Natural Selection (th. 1859 M), dan pendahulu-pendahulunya. Dalam teorinya ini, dia nyatakan bahwa manusia pertama bukanlah sosok manusia sempurna yang memiliki kesempurnaan akal dan badan. Kita tidak terlalu heran jika teori ini berasal dari orang kafir yang tidak mau mengenal Allah dan Rasul-Nya , bahkan berpaling dari al-haq serta merasa bangga dengan ilmu yang ada pada mereka. Yang sangat disayangkan dan disesalkan, jika ada seorang muslim menganggap teori ini sebagai perkara biasa dan tidak menyangkut soal akidah. Lebih ironis lagi ketika teori evolusi dan pemikiran yang dibangun di atasnya dimasukkan dalam kurikulum pendidikan yang notabene dikonsumsi kaum muslimin tanpa adanya penyaringan dan pengingkaran.
C.    Argumen Pihak yang setuju Teori Evolusi dan Dalilnya
Ketika Charles  Darwin mengeluarkan bukunya yang berjudul “On the Origin of Species” pada tanggal 24 November 1859 yang menjelaskan mengenai keragaman makhluk hidup melalui apa yang dinamakan evolusi oleh seleksi alam, berkembanglah berbagai teori yang menyatakan bahwa semua makhluk hidup yang ada sekarang lahir karena adanya evolusi atau perubahan secara perlahan-lahan dari sisi anatomi dan morfologi akibat adanya seleksi alam.
Umat muslim percaya dan mengimani bahwa dalam segala penciptaan, cukuplah bagi Allah mengatakan “Jadilah” maka jadilah ciptaan itu. Dalam hal ini, penciptaan spontan, dari sesuatu yang tidak ada, kemudian secara langsung menjadi ada dan sempurna, sama sekali bukanlah hal yang sulit bagi Allah.
[24:45] Dan Allah telah menciptakan semua jenis hewan dari air, maka sebagian dari hewan itu ada yang berjalan di atas perutnya dan sebagian berjalan dengan dua kaki, sedang sebagian (yang lain) berjalan dengan empat kaki. Allah menciptakan apa yang dikehendaki-Nya, sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.
[32:7] Yang membuat segala sesuatu yang Dia ciptakan sebaik-baiknya dan Yang memulai penciptaan manusia dari tanah.
Mengenai penciptaan hewan dan tumbuhan, Al-Qur’an tidak menolak adanya proses evolusi dari ciptaan tersebut. Hanya saja proses evolusi yang dikatakan sebagai hasil seleksi alam itu dalam kontrol, kehendak dan ijin Allah, dengan kata lain selalu ada campur tangan Allah, evolusi yang terkendali dan terkontrol, bukan evolusi acak, akan tetapi evolusi yang menimbulkan varian atau diversifikasi anatomi dan morfologi, sebagaimana yang tercantum dalam surah Al-‘Ankabuut ayat 19-20, surah Yunus ayat 34, dan surah Al-Waaqi’ah ayat 62-65 :
[29:19-20] Dan apakah mereka tidak memperhatikan bagaimana Allah memulakan penciptaan, kemudian mengulanginya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. Katakanlah: “Berjalanlah di (muka) bumi, maka perhatikanlah bagaimana Allah memulakan penciptaan, kemudian Allah menjadikan ciptaannya terakhir. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.
[10:34] Katakanlah: “Apakah di antara sekutu-sekutumu ada yang dapat memulai penciptaan makhluk, kemudian mengulanginya kembali?” katakanlah: “Allah-lah yang memulai penciptaan makhluk, kemudian mengulanginya kembali; maka bagaimanakah kamu dipalingkan (kepada menyembah yang selain Allah)?”
[56:62-65] Dan sesungguhnya kamu telah mengetahui penciptaan yang pertama, maka mengapakah kamu tidak mengambil pelajaran ? Maka terangkanlah kepadaku tentang yang kamu tanam? Kamukah yang menumbuhkannya ataukah Kami yang menumbuhkannya? Kalau Kami kehendaki, benar-benar Kami jadikan dia kering dan hancur; maka jadilah kamu heran tercengang.
Terlihat pada ayat-ayat di atas, perintah untuk berjalan di muka Bumi artinya Allah menyuruh kita memperhatikan ayat-ayat (tanda-tanda)Nya di bumi, dalam hal ini adalah diversifikasi atau keragaman makhluk hidup. Kalimat “Allah memulai penciptaan” menandakan konsep Kreasi atau penciptaan yang tiba-tiba, dari sesuatu yang tidak ada menjadi sesuatu yang ada, sedangkan kalimat “mengulanginya kembali” mengindikasikan konsep Evolusi atau perubahan secara bertahap ddan perlahan-lahan melalui proses.
 Dalam Al-Qur’an semua ras manusia baik bule, negro, cina, melayu, aborigin, indian, india, arab, arya dan lain-lain memiliki nenek moyang yang sama yaitu nabi Adam a.s. Namun dengan ijin dan kontrol Yang Maha Kuasa atas segala sesuatu, kemudian manusia mengalami proses evolusi sehingga menjadi berbagai ras seperti saat ini. Itulah konsep evolusi dalam Al-Qur’an, ada yang memakan proses hanya ribuan-tahun, ada yang jutaan-tahun bahkan lebih, namun tidak menyebabkan terciptakan makhluk baru yang benar-benar berbeda dari sisi fisiologi maupun kemampuannya, sebagaimana Islam menolak keras bahwa nenek moyang manusia adalah monyet atau kera.
Jadi, proses evolusi dimana melalui seleksi alam dengan segala kebetulan-kebetulannya tidaklah melakukan penciptaan apapun. Setiap makhluk hidup awalnya diciptakan spontan secara sempurna kemudian mengalami evolusi. Proses ini menggunakan apa yang telah ada sebelumnya, memproses yang telah ada, menyilangkan gen-gennya, menyebabkan kerjadinya diversifikasi atau keaneka-ragaman makhluk hidup, akan tetapi tidak menciptakan sesuatu dari yang tidak hidup atau yang tidak ada.
D.    Pendapat pribadi
Dari berbagai sumber yang telah saya baca dan berbagai argumen dari orang-orang yang ahli mengenai teori evolusi, bahwa menurut saya Teori Evolusi bisa jadi benar dan bisa jadi salah. Saya disini masih belum bisa menentukan kebenaran dan kesalahan mengenai Teori Evolusi tersebut.  Tapi untuk ini saya lebih condong pada ketidak benaran Teori Evolusi. Mengapa?  Banyak hal yang menjadi dasar saya. Memang benar sih jika untuk sekarang ini penjelasan ilmiah yang mampu menjelaskan bagaimana proses perubahan dan kanekaragaman adalah Teori Evolusi. Untuk yang pro akan Teori Evolusi untuk saat ini masih menyebut bahwa Manusia adalah “Kera” dan tidak lepas dengan karakteristik sebagai kera. Sampai detik ini pun saya masih tidak meyakini Teori Evolusi karena Teori Evolusi sama seperti teori lainnya karena teori bisa direvisi dan untuk meruntuhkan teori tersebut harus membutuhkan teori yang lebih kuat  dan lebih baik, bukan hanya dengan keyakinan atau tidak sesuai keyakinan. Mungkin saya juga masih menerima jika teori evolusi itu bercabang sehingga memungkinkan bahwa manusia dan kera satu nenek moyang. Tapi itu semua hanyalah sebuah teori yang kemungkinan besar bisa salah. Selain itu, menurut saya dalam kehidupan bumi ini terdapat esensi kehidupan yang membuat makhluk dipersiapkan alam untuk diubah menjadi esensi yang saling berdekatan, karena dalam hal ini terdapat unsur-unsur material sederhana. Selain itu juga menurut pendapat dari ilmuan lain yaitu Ibnu Miskawaih “mengatakan bahwa Allah pertama kali menciptakan zat dan diinvestasikan dengan energi untuk perkembangan”. Dengan adanya pendapat tersebut memyebabkan bahya tidak hanya Teori Evolusi yang menyebabkan perubahan. Oleh karena itu, Teori Evolusi menurt saya semakin lemah dan tidak kuat untuk menjadi sebuah dasar teori yang diperuntukan untuk perubahan dalam jangka waktu yang lama. Ada hal lainnya yang membuat bahwa Teori Evolusi itu kurang kuat sebagai dasar perubahan dan perkembangan dalam jangka waktu yang lama karena menurut saya didalam al quran sudah di jelaskan dan al quran itu tidak pernah menipu. Di dalam al quran menegaskan bahwa generasi yang ada sekarang ini berasal dari ayah dan ibu yang berujung pada satu ayah ( Adam) dan satu ibu (Hawa) dan kedua manusia itu adalag ayah dan ibu seluruh umat manusia. Selain itu untuk menjelaskan bahwa minyak bumi berasal dari fosil dan itu menurut kebanyakan orang adalah Teori Evolusi.


BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Dari makalah tersebut diatas, terdapat beberapa kesimpulan yaitu:
1.      Masih terdapat pro dan kontra antara Teori Evolusi
2.      Pihak yang kontra masih memegang teguh dalil-dalil dari al quran
3.      Pihak yang pro terus mempertahankan dengan dalil dan penelitian
4.      Terdapat beberapa Ilmuan yang lebih dulu meneliti rlovusi daripada Darwin

  
DAFTAR PUSTAKA
2.       https://sumedanx.wordpress.com/2017/03/20/al-quran-dan-teori-evolusi/ diakses senin, 5 November 2018
3.      https://www.sridianti.com/sejarah-teori-evolusi.html diakses senin, 5 November 2018



Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Jenis - Jenis Ikan Channa Asli Indonesia