Mauro Camoranesi ''Sinar emas yang berkilau''
Satu lagi pemain yang bisa dibilang legend di Juventus selain Del Piero,
Nedved ataupun Buffon. Pemain kelahiran 4 oktober 1976 di Tandil,
Argentina yaitu Mauro German Camoranesi Serra atau sering kita sebut
Mauro Camoranesi.
Pemain bertinggi badan 173 cm yang terbilang postur tubuh pendek untuk pemain yang bermain di Eropa, khususnya Italy yang terkenal dengan pertahanan yang ciamik. Tapi buat Camoranesi bukan masalah besar, justru para bek lah yang mempunyai masalah besar jika berhadapan dengan pemain satu ini. Bermain menyisiri sisi kanan Juventus dengan ciamik menunjukan skill-skill khas amerika latin yang saat itu mungkin sang maestro tari samba Ronaldinho lah yang menjadi saingan Camoranesi.
Mengawali karir sepakbola profesional pada tahun 1995 dengan klub Aldovisi yang berbasis di Mar del Plata, Argentina. Pada tahun 1998 berkostum Banfield,Camoranesi menunjukan potensinya dengan menorehkan 16 gol dari 31 penampilan. Selama 1 Musim di Banfield kemudian Camoranesi memutuskan pindah ke Klub Mexico yaitu Cruz Azul, menorehkan 21 gol dari 71 penampilan sebagai bukti bahwa Camoranesi akan terbang tinggi dan itu terbukti pada tahun 2000 Camoranesi direkrut oleh klub Italy yaitu Verona. Melihat potensi yang dimiliki, Juventus melihat sinar pada Camoranesi bahwa talenta amerika latin ini adalah siap untuk membangun sebuah kerajaan besar di Turin. Pada tahun 2002 Camoranesi dipinang Juventus awal karir di klub besar bermain dengan pemain bintang yang notabennya adalah raja-raja sepakbola.
Bersama Juventus Camoranesi memancarkan sinarnya lebih terang seperti kilauan emas yang memikat wanita-wanita. Camoranesi menunjukan skill yang membuat bek-bek sekelas Maldini ataupun Nesta melihat bahwa pesepakbola ini bagaikan peselancar yang menaklukan sapuan ombak. Dengan pergerakan yang sangat elegan bermain dengan pemain sekelas raja sepakbola membuat Juventus meraih banyak gelar. Sekalipun pada tahun 2006 Juventus terdampar ketempat tidak semestinya yaitu Seri B tapi siapa sangka bahwa pemain berkelas ini memilih bertahah bersama pemain yang menyatakan setia kepada si nyonya tua seperti sang il capitano Del Piero. Bersama berjuang pergi ketempat seharusnya berada hanya butuh waktu singkat Juventus kembali ke Seri A.
Tak hayal dengan Juventus yang terpikat oleh sinar emasnya, Timnas Italy pun terpikat oleh sinar emasnya pada tahun 2006 Camoranesi ikut berperang dalam Piala Dunia di Jerman. Siapa sangkat bahwa kandidat juara yang disematkan kepada Jerman dan Prancis justru berlabuh di Italy. Yaa..Italy juara piala dunia 2006 memalui proses panjang adu pinalty degan Prancis. Semua mata memandang bahwa squad Italy adalah squad yang ciamik dengan bumbu racikat Marcello Lippi.
Raihan yang bisa dibilang ciamik membuat Camoranesi mendapatkan gelar individu pada tahun 2007/2008 yaitu Guerin d'Oro sebuah hadiah tahunan yang diadakan oleh majalah mingguan sepabola Italy,Guerin Sportivo. Tapi siapa sangka perkembangan sepakbola semakin pesat dan membuat camoranesi tersingkir dari tim utama Juventus. Pada tahun 2010 Camoranesi memutuskan hijrah ke Vfb Stuttgart hanya 1 musim di Jerman kemudian Camoranesi mudik ke kampung halamannya yaitu Argentina untuk memperkuat Club Atletico Lanus. Sebelum memutuskan untuk pensiun Camoranesi bermain di Racing Club de Avellaneda dan mendapatkan prestasi terakhirnya yaitu Runner up Copa Argentina pada tahun 2011/2012. Camoranesi memutuskan gantung sepatu pada tahun 2014 dengan total gol 77 dan 522 penampilan untuk klub sedangkan karir Timnas Italy menorehkan 4 gol dengan 55 penampilan.
Sekarang Camoranesi menitih karir sebagai pelatih sepakbola pada tahun 2015 Camoranesi melatih tim Coras de Tepic. Pada Tahun 2016 Camoranesi melatih Tigre.
Comments
Post a Comment